My Frenemies ARE Keys (3)

Sambung lagi cerita tentang kunci-kunci yang sering membuat saya kelimpungan.

Kejadian ini tak lama berselang setelah saya mengganti kunci pintu dan pagar. Kakak saya yang tinggal di Balikpapan datang ke Jakarta dan seperti biasa lebih memilih nginap di rumah daripada hotel. Biasanya sih kasihan sama adiknya ini.

Hari Minggu, kami sedang bersiap-siap ke gereja. Mobil sudah dipanasin, pintu-pintu kamar sudah dikunci, lampu sudah dinyalakan. Ketika saya mengunci pintu depan, tiba-tiba.. Bad felling. Something wrong with the key. Dan benar, pintu terkunci tapi kuncinya nggak bisa dicopot dari pintu. Saya coba lagi untuk putar kunci agar pintu bisa kebuka, malah macet dan nggak bisa copot si kunci dari pintu. Coba lagi dan lagi tetap tidak bisa. Kakak saya langsung ambil alih, dicoba utak atik tetap saja nggak bisa. Akhirnya kakak saya ambil tindakan, cari Satpam untuk bantuin buka pintu. Setelah 10 menit, kakak saya kasih kabar kalau Satpamnya lagi cari tukang kunci terdekat. Akhirnya kami menunggu di luar berdua, duduk pasrah. Nasib terkunci di luar rumah sendiri. Ditunggu-tunggu 10 menit, 15 menit kok Satpam sama tukang kunci nggak datang-datang.

Kakak saya yang penasaran langsung pergi untuk tanya si Satpam. Ternyata dapat kabar si Satpam nggak nemu tukang kunci yang terdekat jadi harus cari di tempat yang agak jauh. Sekitar 30 menit kemudian, datang lah si Satpam dengam membonceng satu orang yang saaaaaannnggggaaatt tttuuuaaa. Kami berdua kaget. Kakek ini tukang kuncinya? Kami langsung pandang-pandangan. Rambut super ubanan, keriput semua, pakai kaos putih celana putih. Aih.. Kakek-kakek benar deh. Punggungnya agak bungkuk sedikit, jalannya pelan.

Eh.. Ternyata benar, si kakek itu memperkenalkan diri sebagai tukang kunci yang sudah pengalaman puluhan tahun.jadi ahli kunci. Sampai dengan bangga menyebut palang tempat dia biasanya mangkal. Dan dia juga mengatakan kalau banyak pelanggannya dari Kota Wisata dan Legenda Wisata. Betapa senangnya dia kalau ke sana, karena bayarannya lebih tinggi. Eeekkk.

Awalnya kakak saya dan saya sendiri sempat ragu. Ini kakek emang ahli benar apa? Keraguan saya dengan cepat hilang setelah melihat peralatan si kakek yang luengkap. Trus cekatan pula benerin kunci pintu. Sambil tak lupa mendiagnosa dan bercerita kerusakan si pintu dan pengalamannya handle kunci-kunci yang rusak.

Hanya butuh beberapa menit, pintu sudah terbuka. Setelah bayar sesuai kesepakatan,  kakek tua pun dianterin lagi sama si Satpam. Setelah kakek tua itu pergi, kakak saya dan saya tertawa terbahak-bahak membicarakan kekonyolan kami dengan pintu, kunci dan tentu saja special guest star sore itu si Kakek Tua hebat. Hehehehehe
Benar kata orang, don't judge a book by its cover. Pengalaman aneh di minggu sore.

Pengalaman konyol saya dengan kunci masih ada lagi. Karena jari-jari saya sudah pegal megang si Note ini, ceritanya bersambung lagi deh. Masih berhubungan dengan kunci pintu depan/luar rumah saya. Geleng-geleng kepala.

You Might Also Like

0 komentar