Nah.. Sekarang saatnya membagikan pengalaman lain yang berkaitan dengan kunci.
Kejadiannya sekitar awal tahun ini. Karena saya sudah setahun ditinggal asisten rumah tangga, terpaksalah setiap keluar rumah saya harus mengunci semua pintu dan membawa serentengan kunci. Saat itu saya lagi sibuk-sibuknya dan harus berangkat pagi-pagi setiap hari. Suatu pagi, saya sangat terburu-buru dan langsung naik taksi pesanan saya tanpa mengecek lagi apakah kunci sudah saya simpan di tas atau tidak.
Sore hari, kebetulan saya pulang diantar sopir kantor dan saat mendekati rumah, seperti biasa saya langsung merogoh tas untuk ambil kunci. O oo.. Kok nggak ada. Mulai panik, obrak abrik tas tetap nggak nemu... Haddeeuuuhh. Saya langsung kepikiran, jangan-jangan ketinggalan di taksi. Turun dari mobil saya langsung ke tetangga depan. Untungnya saya selalu menitipkan satu set kunci ke mereka, khususnya asisten rumah tangga mereka yang hampir tiap hari datang untuk beres-beresin rumah saya. Enak ya gua... Eitss jadi ngelantur.
Sesampainya di dalam rumah, saya langsung menelpon CS taksi yang tadi jemput saya dan minta tolong dicek. Dan besoknya saya langsung minta tolong sopir kantor saya untuk bantuin beli satu set kunci pintu baru dan juga kunci plus gembok untuk pagar. Takutnya ada yang nemu kunci lama saya kan bisa bahaya...
Malamnya, kunci pintu dan gembok pagar saya udah baru lagi. Dan dari perusahaan taksi, saya dapat kabar kalo mereka tidak menemukan apapun dalam taksi yang saya pakai. So... Di mana kunci-kunci itu siihh...
Hubungan kurang mesra dengan kunci tidak berhenti di situ. Selang beberapa hari entah kenapa kunci gembok pagar saya agak-agak susah digunakan. Suatu malam saat saya mau kunci pintu pagar, tiba-tiba si kunci nggak mau dilepas dari gemboknya. Waduuhh.. Gimana ini, masakan kunci nya tetap nempel sampai pagi.. Hampir setengah jam saya utak atik kunci dan gembok itu tapi nggak berhasil juga. Pikir saya saat itu, emang nasib kekunci di rumah sendiri. Alamat besok kalo keluar rumah harus pagi-pagi dan lompat pagar. Betapa memalukannya hiksss.
Saat lagi berpeluh-peluh, asisten rumah tangga tetangga saya yang suka ke rumah keluar dan ngobrol dengan art tetangga sebelah rumahnya. Saya pun langsung semangat manggil mereka untuk bantuin saya. Ana, yang sering ke rumah langsung lompat pagar untuk masuk ke halaman rumah saya, klotek-klotek sebentar dan voila kunci dan gembok dapat dipisah. Saya langsung geleng-geleng kepala dan diketawain sama mereka berdua. Akhir cerita, saya minta tolong sama Ana untuk beli kunci dan gembok pagar yang baru.
Bener-bener ya...
Masih bersambung....
0 komentar