"Ide itu seperti kupu-kupu yang dapat terbang kapan saja kalau tidak segera ditangkap. Ide, kalau tidak dituangkan dan segera ditulis, biasanya kita segera lupa dan akhirnya tidak dapat direalisasikan."



Saya bermasalah lagi dengan kunci. Bukan kunci rumah. Sekarang dengan password. Tenang, ini bukan password laptop saya. Karena kejadian bodoh di masa lalu *jiaaaahh* saya sudah antisipasi mengubah password laptop menjadi lebih mudah.
Nah, yang sekarang ini masalahnya password catatan-catatan yang ada di smartphone saya. Saya sudah menggunakan Galaxy Note 1 sejak tahun 2012 dan sering membuat catatan-catatan iseng di fitur SNote. Beberapa kali, saya anggap beberapa catatan sangat personal dan tidak ingin dibaca oleh orang lain. Yaah, sekali smartphone saya ini dipegang sama orang lain termasuk teman-teman saya, pasti ada yang aneh-aneh mereka lakukan. Dari yang wallpaper saya bisa ganti, tiba-tiba saya punya akun Path sampai saya bisa-bisanya add cowok ganteng yang tidak saya kenal di Facebook. Untuk itu catatan-catatan personal itu saya berikan password khusus. Dan semua password-nya sama.
Tadi, barusaaaan saja saya mengutak atik lagi isi Galaxy Note saya ini. Maklumlah, kemarin saya baru saja meng-update software biar lebih mantap. Jadi ingin tahu apa saja perubahan yang tampak di Note ini.
Eh... Pas tiba di fitur SNote, dan saya masukkan password untuk baca kembali catatan-catatan personal saya ternyata tidak bisa. Invalid password. Saya coba alternatif password yang sering gunakan. Nggak ada yang bisaaaaa... Apa saya sudah pikun yaaa sampai lupa password saya sendiri?
*Catatan buat diri sendiri: browsing tanda-tanda pikun dan cara mengatasinya.*
Halaaahhh.. Selaluuuuu seperti ini. Sampai detik ini saya belum bisa baca catatan-catatan itu. Memang nggak penting-penting banget sih.. Tapi kebanyakan isinya itu catatan hati saya yang paling dalam. Hikksss
Sakitnya itu di sini... --> tunjuk ke dada dan jempol.
Ini adalah legitimasi untuk kesekian kalinya kalo saya dan kunci itu 'ciong'.
What makes you happy? When was the last time you feel happy? Are you happy right now? Why? What does 'happy' mean to you? How do you describe happiness?
Please answer those questions because, I, myself, am curious about that.
Hari ini hari ketiga sekaligus hari terakhir saya bertugas di klien loyal perusahaan kami. Cukup melelahkan karena setiap hari saya harus selalu berangkat dari rumah sangat pagi.
Tapi hey... ternyata hari ini menyenangkan loh. Pagi-pagi, teman saya sudah mengucapkan 'Happy Valentine' sambil memberikan coklat silverqueen yang sudah dikasih note kecil. Aiiiihhhh..
Hari semakin siang dan banyak yang sudah datang. Tiba-tiba saya didekati seorang peserta training yang saya kira mau nyetor PR. Ternyata dia memberikan wafer coklat ke saya. Iiiihhhhh
Di tengah-tengah sesi ketika saya sedang memperhatikan peserta yang sedang berlatih, ada satu orang yang mendekati saya dan berikan kotak sambil mengucapkan,'Kado Valentine mbak'. Hiyaaaa.. so sweet.
Ngider-ngider lagi dan ada lagi peserta yang tiba-tiba ngasih saya origami kelinci warna coklat.
Ahay.. hari ini menyenangkan. Kado kecil yang manis dari teman dan peserta saya.
Expect the Unexpected. Every day.Ini kalimat yang beberapa kali saya sampaikan ke teman-teman saya, bahkan juga saya tulis di status Facebook.
Memang, setiap hari pasti berharga. Telah dijadikan Tuhan, jadi seharusnyalah kita bersyukur dan mengisi hari tersebut dengan sebaik-baiknya yang kita mampu.
Tapi sering kali yang terjadi, jika adaaaa saja satu hal yang bikin kita bete di pagi hari, maka sepanjang hari akan menjadi hari yang menjengkelkan. Padahal nggak harus seperti itu kan?
Tengah tahun menemukan cinta.
Akhir tahun berbunga-bunga.
Awal tahun menanti kepastian.
Dan di Februari, berakhir semuanya.
Hmmmm... ini yang terjadi dengan teman saya.
Berdarah-darah saat ini, tapi saya yakin akan membaik. Masih ada 11 bulan lagi.
Februari, awal mulainya hidup baru, hati yang baru untuk seseorang yang tepat.
Dan kamu hei yang sudah menyakiti hatinya, you will regret it. Pain for you.
Ini cerita tentang kakak saya. Satu-satunya, the one and only, harus dieman-eman. Saya hanya punya satu saudara ya kakak saya ini. Selisih usia kami hanya 1 tahun lebih dikkkiiiittt sekali. Tapi itu memberi pengaruh besar pada kami.
Secara fisik, kami amat sangat tidak mirip. Banyak yang mengira dia malah pacar saya. Ada juga yang mengatakan, saya ini anak pungut dari mana. Siaalll...
Tinggi badannya sekitar 175cm dengan bobot yang selalu seimbang. Nggak pernah gendut-gendut banget dan nggak pernah kurus-kurus banget. Beda dengan saya yang selalu mengalami pertumbuhan pesat ke samping. *tears*
Yang melihat penampilannya pertama kali, pasti langsung ngomong, ihhh wajah kakakmu teduh banget ya. Ih, dia kalem banget yaaa.. Cakep loh kakakmu. Kok bisa sih punya adik kayak kamu.... arrrggggghhhh
Tapi memang begitu adanya kakak saya. Penampilannya kalem (banget), senyumnya tipis saja (nggak kayak adiknya yang cewawakan), jarang ngomong dan penampilannya selalu rapi. Yaaahh kalo pake kaos dan jeans aja, kaosnya dimasukkan rapi.
Jangan tertipu penampilan luarnya, karena kakak saya ini orangnya keras, jauh lebih keras dari saya yang juga keras. Kadang saya menyebutnya nggak bisa fleksibel. Mungkin bagi dia beda maksudnya.
Kalau sudah punya keinginan, wah, harus dituruti.
Dan kalau sudah nggak suka dengan satu barang, dengan tegas dia ngomong nggak. Contoh kecil saja, waktu dia mau beli seprai buat rumah barunya. Ibu dan saya sibuk milihin motif seprai yang bagus-bagus buat dia, dia dengan santai dan lempengnya langsung ngomong, 'nggak. Jangan motif yang itu.' Atau langsung geleng kepala dan membuat tanda menolak dengan tangannya. Saya sampai gemas. Nyebelin..
Kalau keningnya sudah berkerut itu artinya dia udah nggak setuju dan nggak suka.
Sifat kerasnya itu bukan satu-satunya yang bikin saya sebel. Masih ada yang lain. Kakak saya nggak suka keramaian, nggak suka yang terlalu ribut dan nggak punya hobi yang spesifik plus sangat perhitungan.... Diajak jalan-jalan, dia malas. Apalagi kalau tahu tujuannya ke tempat yang rame. Diajak belanja, dia langsung mengernyit, 'untuk apa? Memang kamu butuh? Boros aaahh..'
Saya yang impulsif akhirnya sampai sekarang ragu-ragu untuk beli iPod.
Baru-baru ini saya frustasi dengan kakak saya yang menurut saya terlalu monoton dan membosankan. Saya pun mengadu kepada orang tua saya. 'Bu, ibu ngidam apa sih waktu hamil dia? Membosankan sekali... nyebelin bangeeett...' saya mengeluh sambil mengerang-erang di samping Ibu saya. Dengan tertawa kecil Ibu saya ngomong,'Ya memang dia orangnya gitu. Coba, itu sifat kerasnya dari mana?' Langsung saya sambar,'dari Bapak sama Ibu lahhhh.' Ibu saya langsung tertawa dan berujar,'Untung Ibu punya dua anak yang sifatnya beda. Coba kalau kamu juga kayak dia? Bisa sepi rumah ini, orangnya ada tapi nggak ada suaranya.'
Gubraaaakk... kakak saya yang pendiam dan jarang ngobrol memang tidak membawa perubahan yang signifikan terhadap rumah orang tua saya. Karena tetap saja rumah seperti hanya ada Bapak dan Ibu saja. Tapi kalau saya yang datang, udah berisik dari depan, tengah, belakang. Ramai kayak petasan.
Kakak saya itu suka dengan kebersihan dan kerapihan. Ini bagus sekaligus menyebalkan buat saya yang kemproh. Waktu kami masih tinggal serumah, dia sering beres-beres rumah dan ngepel. Saya dengan santainya masuk ke rumah dengan masih menggunakan sepatu atau sandal. Dia langsung melotot marah dan meninggikan suaranya,'Kamu nggak lihat apa, lantai sudah dipel? Copot dulu sepatunya bisa kan...' Syerreeeemmmm.
Oya, hobi bersih-bersih dan beres-beresnya itu juga memberi dampak buruk buat saya. Karena barang-barang saya bisa tiba-tiba sudah berpindah ke tempat sampah. Ketika saya tanya, dengan santai dia langsung ngomong,'Yah buat apa kamu tumpuk-tumpuk gitu. Mending dibuang saja kan. Kamu sih senengnya yang berantakan.'
Rasanya pengen jitak, tapi dia kakak saya. Pengen ditonjok, tapi badannya lebih besar dari saya.
Well bukan berarti kakak saya tidak ada sisi positifnya. Banyak malahan. Dia baik, suka nolongin orang. Waktu kuliah saja dia rela jadi sopir untuk nganterin teman-temannya yang sakit ke Rumah Sakit. Nemenin urus ke dokter dan sebagainya. Kalau diminta bantuan, pasti dia mau nolong. Ini yang sering saya manfaatkan sejak kecil. Hehehe. Minta dijemput pulang sekolah, walau dia harus nunggu lama. Minta dianterin ke mana pagi-pagi pun dia mau. Apalagi kalau wajah saya sudah memelas. Asyiiiikkk..
Kakak saya juga perhatian, pas saya sakit dia yang ngurusin. Nanyain dan ngecek berkala dari kantornya. So sweet..
Kalau saya bilang saya akan pulang malam atau tengah malam, dia akan setia nungguin saya di depan TV sambil terkantuk-kantuk. Beda dengan saya, kalau dia pulang malam, saya langsung sms ke dia dan kasih tahu untuk telpon saya kalau sudah sampai rumah karena saya mungkin sudah tidur. Hahaha.
Itulah kakak saya. Kapan-kapan saya akan cerita lagi mengenai dia. Makhluk menyebalkan yang sudah menjadi bagian hidup saya sejak saya masih di kandungan. Apapun yang dia lakukan, rasa sebal dan kesal saya selalu kalah dari rasa sayang saya padanya. Ya iyalah.. dia kakak saya, DNA kami sama. Dan dia tidak berat. Dia kakak saya. Dia hanya kadang-kadang errrr sering menyebalkan. Itu saja.
The same me, old me, imperfect me with new attitudes. Ready to rock this 2014. Bring it on... babe...!
Nah di minggu ketiga Mei 2013, saya berkesempatan lagi ke Bandung untuk tugas kantor selama hampir 1 minggu.
Hari-hari saya sebenarnya biasa saja, sama lah dengan yang lain. Kadang ada kejadian yang menyenangkan, ada juga yang sangat menyebalkan. Kejadian konyol pun lumayan banyak koleksinya. Gue gitu looh.
Di minggu ini saja, ada hari-hari dengan kejadian yang-kalo-menurut-saya-sih-konyol dan bisa dikatakan 'guweehh bangggeeettt'.
Hari Senin, hari yang menyenangkan karena hari gajian. Horeee saldo nambah lagi dong. Dengan penuh semangat, saat jam makan siang, saya dan teman-teman menuju ATM terdekat. Di bank itu berjejer-jejer ATM, dan karena saya ingin ambil dengan pecahan Rp 50.000, saya langsung mengantri di ATM 50rban. 2 menit, si mbak di depan saya belum selesai, 5 menit, yaahh nggak selesai-selesai juga. Melirik ke teman-teman saya, sudah pada selesai semua. Mau pindah ke ATM mereka juga sudah susah, ada antrian juga. Setelah hampir menunggu 10 menit baru saya mendapat giliran. Ya sudah lah. Yang penting ada uang lagi...
Selesai urusan ATM kami menuju mall di depan bank tersebut untuk makan siang dan window shopping sebentar. Kebetulan blush on saya habis dan juga ada yang pecah gara-gara jatuh, sekalian deh beli baru.
Di lantai 3, teman-teman mulai berpencar untuk melihat dan membeli incaran masing-masing. Saya langsung ke konter kosmetik, pilih-pilih bentar, sret langsung ke kasir, bayar dan done. Selesai. Mulailah saya ngider-ngider cari teman-teman saya. Ternyata mereka sedang sibuk di deretan sepatu high heels emak-emak sangat. Pilih sana, coba sini. Saya yang iseng, jadi pengen nyobain juga. Saya ambil satu sepatu dengan hak yang weleh-weleh lumayan untuk jadi ketok palu, ambil ancang-ancamg untuk nyobain dan entah kenapa haknya nyangkut di plastik belanjaan saya. Sreeeettt klenttuunngg. Plastiknya sobek dan ada yang terbang, jatuh dan terguling di lantai. Hiyaaaaa blush on baru akooohhh. Buru-buru saya ambil dan huaaaaa blush on baru yang masih disegel itu p e c a h.. hikss.. mana bisa saya retur. Nafsu pengen nyobain sepatu langsung hilang.
Hari Selasa, tim saya ada training dengan vendor. Kami putuskan trainingnya diadakan di training center kami yang berlokasi di Kuningan. Sebelum berangkat ke sana, teman saya mengeluarkan snack yang diletakkan di meja makan. Kerupuk setaaannn.. kerupuk super puedas yang pas kita makan, kita langsung mengeluarkan kata-kata itu. Jadi, nikmati dulu lah sepiring dan semangkok (itungannya jadi 2 ya) kerupuk setan.
Tiba di Kuningan, langsung mulai training. Jam 12 siang kami hentikan sementara dan langsung makan siang dengan menu nasi padang plus ayam bakar dari restoran dekat kami.
Masalah muncul setelah selesai makan, perut saya langsung mulaaasss dengan hebatnya. Gabungan maut antara kerupuk setan dan nasi padang. Saya pun langsung ngibrit ke toilet. Untung saja, toilenya kosong semua, saya pun dapat lebih leluasa melakukan 'aktivitas' saya. Sampai malamnya pun saya masih mulas-mulas.
Hari Rabu pagi, saya dan tim ada meeting dengan salah satu vendor kami. Ruang meeting depan jadi incaran kami. Ngobrol, ketawa/i, bahas ini itu tentang agenda meeting dan saya merasa perlu untuk mengambil laptop saya. Saya bangkit berdiri, langsung membuka pintu. Betapa kagetnya saya, tangan saya tersentak ke belakang. Tahu-tahu tangan saya sudah megang kenop pintunya yang lepaaass.. halaaahhh.. ada-ada saja sih. Maluuuu sama tamu.
Hari ini juga, saat ini juga, sambil nge-blog tentang ini, semakin ke bawah kecepatan menulis saya berkurang gara-gara saya mengantuk luar biasa.
Menulis tulisan ini saja saya sambil terkantuk-kantuk, tiba-tiba ketiduran 3 detik dan lanjut lagi.
Biasa kan hari-hari saya?
Tuh.. saya barusan ketiduran lagi..