Mbak Sisca, teman saya, meminta saya untuk segera menyelesaikan cerita tentang Taiwan ini. Mumpung masih anget di ingatan, kalau saya tunda-tunda sedikit lebih lama, pasti deh, banyak yang hilang dari ingatan. Maklum saya kan termasuk short term memory loss kekekeke.
Hari ke 2 di Taiwan dimulai pagi hari, karena agenda kami hari itu adalah meeting dengan beberapa kolega dari kantor Taiwan. Pagi-pagi, saya dan teman sekamar turun dari lantai 7 ke lantai 3 untuk breakfast.
Well, kebiasaan nginap di hotel-hotel Indonesia, biasanya restoran atau tempat sarapannya besar, banyak kursi-kursi dan luas. Ternyata, ruang makan/breakfast-nya se-iprit, imut, nyempil di antara kamar-kamar Hotel. Luasnya kira-kira hanya 3m x 9m. So imut deh.
Menunya, apalagi kalo bukan si pork, ms piggy, babi. Saya dengan hati-hati sekali mencari makan yang tidak mengandung daging ms piggy. Bukan karena haram atau tidak boleh, tapi karena memang dari kecil saya nggak doyan makan begituan. Akhirnya yang saya ambil cuman scramble egg, kentang, sayuran tanpa dagingnya, mencari-cari ayam di sela-sela daging yang nggak jelas dan roti!!. Teman-teman saya ngeledekin kalau sebenarnya masaknya toh juga pakai minyak babi. Bagi saya, yang penting nggak ada dagingnya aman...!!
Sepi kan jalannya |
Ada tanda khusus untuk sepeda motor.. lucu banget ya gambarnya.. |
Walau jarak kantornya dekat tapi kami bisa menghabiskan waktu lama untuk sampai ke kantornya. Ini semua gara-gara kami semua yang narsis, kayak orang udik yang maunya fotttttooooo terusssss.. Yah.. kapan lagi cobaaa...!!
Kami dijadwalkan meeting sampai sore hari. Nah bagi teman-teman yang cewek, mereka langsung gelisah, maklum naluri belanjanya kuat banget. Jadi udah kasak kusuk untuk cari waktu buat belanja. Apalagi koper saya yang rusak digunakan sebagai senjata ampuh alasan 'harus belanja'. Hehehe,, wong sayanya santai-santai saja kok. Karena nggak tahan, akhirnya saya bertanya ke kolega Taiwan, di mana saya dapat beli koper murah (murah harus yang duluan), bagus, trus sekalian bisa jalan-jalan untuk beli souvenir yang lain. Cossette dan Grace, kolega dari Taiwan menyarankan kami untuk coba cari di Shilin Night Market. Wihhh mendengar kata-kata Night Market, teman-teman saya langsung semangat. Kalau bisa meeting-nya selesai sekarang.
Bener kan, baru jam 2 siang teman saya udah pada gelisah. Ayo dong udah jam 2 nih, meetingnya selesai dong, mereka lirak lirik dengan bibir sedikit mencucu ke depan. Terus saya timpalin, kan Night Market ya bukanya pasti malam dong, paling nggak jam 6 sore baru buka. Hihihi.. udah nggak sabar banget untuk belanja. Selesai meeting jam 5 sore, kami balik ke hotel dengan dapat bekal dari Cossette dan Grace berupa 2 lembar kertas HVS yang sudah ada tulisan aksara China dengan berbagai kalimat:
1. Di mana saya dapat beli koper?
2. Kasih murah dong!
3. Bagaimana caranya ke Shilin Night Market?
4. Bagaimana caranya ke Shandao Temple Station?
Kami juga sudah dikasih tahu ancer-ancer naik MRT dan bagaimana pindah line untuk bisa ke Shilin Night Market.
Duhhhh baik banget mereka, jadi terharu...!!
Setiba di hotel, narok laptop, ada yang ganti baju dan nggak lama kemudian kami bertujuh (team leader rombongan kami tidak ikutan karena capek), sudah berdiri manis di lobby. Cuman ternyata hujan turun....!! Kasak kusuk apakah mau naik taksi atau tetap MRT, setelah tanya ke petugas hotel katanya sih lebih murah dan cepat naik MRT karena takutnya macet. Hujan bukan halangan, karena kami bisa pinjam payung sama hotel sampai 3 buah. Horeee...!!
Shandao Temple Station - Meeting point favorit selama di Taipei |
Antri yang rapi ya.. Selisih antar kereta cuman 1 menit. Asyikk |
Sesampainya di Shilin Night Market, udah deh, yang tadinya rombongan renteng-renteng nggak mau hilang, langsung menghilang satu per satu. Ada yang beli coklat, ada yang cari koper (itu saya) dan ada yang lihat-lihat barang-barang yang dijual sepanjang jalan yang panjang itu. Berjam-jam ngider-ngider di Night Market, satu per satu akhirnya kami kumpul lagi. Saya dengan koper di tangan, tentengan belanja di tangan yang lain, teman saya nenteng coklat dan pernak pernik lainnya. Kami sempatkan juga beli oleh-oleh untuk rekan-rekan di kantor. (Bisa-bisa kami semua dikutuk kalau nggak bawa oleh-oleh). Saya dan Mbak Betty, teman sekamar saya, sempat bernegosiasi unik dengan Bapak Tua yang jualan tas lucu khas Taiwan. Pak Tuanya pusing karena kami nawarnya kerendahan, trus ngomel-ngomel pake bahasa China, kami juga ikut-ikutan ngomong pakai bahasa Indonesia. Tapi kami bisa saling ngerti loh, karena penerjemahnya adalah KALKULATOR hehehe..
Semua taksi warnanya kuninggggg!! |
Di dalam taksi, adem lengkap dengan TV, GPS dan Radio. Mantap kali!! |
0 komentar