Sudah berbulan-bulan terdengar kabar di kantor saya, kalau ada beberapa orang yang akan diberi tugas untuk visit dan observe ke kantor kami di TAIWAN. Iya bener, itu negerinya Meteor Garden, tempat Tao Ming Tse tinggal. Dan ketika saya diminta ikutan juga, saya masih bimbang, karena sebenarnya di tanggal yang sama saya ada jadwal tugas yang lain. Untung akhirnya semua bisa diatur dan saya pun bisa tenang untuk ikutan ke Taiwan.
Karena tim yang berangkat ada 7 orang plus 1orang rekan saya dari Surabaya, maka hari Sabtu siang tanggal 23 Juli, kami mendapat briefing singkat apa saja yang perlu dipersiapkan dan apa tugas kami selama di sana. Kami semua akan berangkat hari Minggu dengan penerbangan jam 2 siang, dan karena penerbangan internasional, saya dan rekan-rekan sudah harus stand by di kantor jam 10 pagi.
Nah, ini dia nih, saya hanya punya waktu beberapa jam di hari Sabtu untuk gerabak gerubuk mempersiapkan segala sesuatu. Dari tukar dollar, beli zipper bag, dan packing.
Hari Minggu, 24 Juli, penerbangan kami menggunakan China Airlines dan saat check in ternyata antriannya udah panjang. Di sebelah counter saya ada counter untuk bisnis /executive class. Setelah memasang wajah memelas dan ngobrol asyik dengan petugasnya, akhirnya satu per satu, rekan saya dan saya dapat check in di counter sebelah yang kosong.. hehehe.. Human Relation rocks!!!
Nunggu Terbang dengan China Airlines |
Penerbangan ke Taiwan memakan waktu kurang lebih 5-6 jam dan waktu di sana lebih cepat 1 jam. Setiba di Bandara International Taipei, udah malam banget, dan saya keroncongan. Tapi kami harus segera check in ke hotel.
@Bandara Taipei. Ada yang ke toilet, yang lainnya mejeng dulu. |
1. Kami harus naik bus terlebih dahulu menuju Main Station. Dari Main Station, kami harus naik MRT dengan tujuan Shandao Temple Station karena hotel kami berada di area tersebut.
Kejadian pertama, karena semangat sekali geret-geret koper. Akhirnya pegangan koper saya patah. Bayangkan, udah capek, lapar, geret-geret koper yang berat dan sekarang saya harus angkat koper tersebut. Untung rekan saya Mas Andre mau bantuin bawain. Thanks ya Massss..
No Bus 2062, bus yang mengantar kami ke Main Station |
Kejadian pertama, karena semangat sekali geret-geret koper. Akhirnya pegangan koper saya patah. Bayangkan, udah capek, lapar, geret-geret koper yang berat dan sekarang saya harus angkat koper tersebut. Untung rekan saya Mas Andre mau bantuin bawain. Thanks ya Massss..
2. Kami menginap di Welcome Hotel, ruang lobbynya kecil tapi kamarnya bagus. Teman saya paling suka dengan kamar mandinya (Halaaahhh). Desain kamarnya minimalis tapi efektif. Saya dan rekan-rekan udah janjian, setelah check in, kami hanya meletakkan barang dan langsung turun lagi untuk cari makan di 7-Eleven. Ketika tiba di kamar, teman sekamar saya langsung ke kamar mandi dan saya seperti biasa langsung ambil remote TV dan asyik pindah-pindah channel. Daaaannn.. tiba-tiba saya sampai di channel yang aneh. Awalnya saya nggak ngeh, beberapa detik kemudian saya sadar kalau ternyata channelya untuk saluran tontonan 'dewasa laki-laki'. Saya berteriak pas bersamaan ada bunyi ketukan di pintu kamar. Teman saya yang baru keluar dari kamar mandi kaget dengan teriakan saya, dan sambil berjalan ke pintu kamar, saya meminta dia untuk lihat saja ke TV. Gantian deh selang beberapa detik kemudian teman saya yang berteriak. Hehehe.. Dua teman saya yang lain yang ada di depan pintu bingung dengan keributan kami, dan saya sambil iseng minta mereka masuk ke kamar dan berkata,"Coba lihat deh di TV." Huahahahaha... gantian mereka yang kaget dan teriak. Sambil terkikik-kikik di jalan, teman saya geleng-geleng kepala, kok bisa sih, nggak sampai 5 menit di kamar udah ada kejadian aneh. Yah.. i am just the right person, at the wrong time, at the wrong place with strange experience happened to me.
3. Saat berjalan ke 7-Eleven, teman sekamar saya menyadari kalau teman saya dari kamar yang lain mengenakan sandal kamar hotel. Dan kami tidak menemukan sandal yang sama di kamar. Akhirnya ketika tiba di kamar hotel kembali, saya langsung telpon frontdesk untuk minta slippers. Petugas hotel menjelaskan untuk coba cek di Closet, dan saya tegaskan bahwa kami tidak dapat menemukan slippers di manapun. Akhirnya ada petugas yang mengantarkannya ke kami. Selang beberapa menit kemudian, teman sekamar saya berteriak kegirangan karena dia akhirnya menemukan di mana Closet alias lemarinya yang karena desainnya minimalis jadi tidak terlihat kalau tidak diperhatikan. Daaaannn di dalamnya sudah disediakan 2 slippers. Upppssss... sorry Jack, saya tadi bukan saja nggak nemu slippersnya, saya juga nggak nemu Closet-nya. Hehehe.. Kami jadi punya 4 slippers deh..
Semua ini baru terjadi di hari pertama saya tiba di Taiwan. Kekonyolan lainnya juga terjadi di hari-hari berikutnya.
0 komentar